JOBSHEET PRAKTIKUM PELAKSANAAN
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA, PEKERJAAN ACIAN DAN PEKERJAAN PLESTERAN DINDING
JOBSHEET
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Workshop
Batu dan Beton
Yang
dibina oleh Bapak Drs. N. Bambang Revantoro, S.T., M.T
oleh
:
- Natasya
Atikasari N. (150521600440)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
Mei 2018
![]() |
LABORATORIUM
WORKSHOP BATU DAN BETON
|
JURUSAN
TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
|
|
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
|
|
Alamat
: Gd D9 Lantai 1 Kampus UM Jln
Semarang 05 Malang
|
|
PRAKTIKUM PELAKSANAAN PEMASANGAN BATU BATA
|
|
Proyek
|
:
Pemasangan Batu Bata
|
Lokasi/ Site
|
:
Area Gedung D9 Lab T. Sipil UM
|
Tgl Uji
|
: Maret 2018
|
Oleh
|
:
Kelompok 2
|
A.
Judul
Pelaksanaan Pemasangan Batu Bata Ikatan Lurus
B.
Tujuan
Tujuan pelaksanaan praktikum Pelaksanaan
Pemasangan Batu Bata Ikatan Lurus adalah:
1.
Praktikum mampu membuat pasangan batu
bata ikatan lurus sesuai perencanaan
2.
Praktikum mampu menentukan jarak
pemasangan batu bata
3.
Praktikum mampu mensurvey ikatan bata,
baik itu ketegakan, kerataan maupun posisi bata yang benar.
4.
Praktikum mampu melatih kelihaian dan
cekatan dalam pasangan batu bata
C.
Deskripsi
Pasangan batu bata merupakan susunan batu bata yang teratur dan
tertentu dalam arah memanjang, mendatar maupun vertical, oleh spesi dengan
perbandingan campuran tertentu. Bata adalah suatu bahan yang terbuat dari tanah
liat dengan atau tanpa bahan campuran, kemudian dicetak dalam ukuran
tertentu.Berbentuk balok yang dikeraskan melalui pembakaran, sehingga tidak
hancur kembali bila direndam dalam air. Standar ukuran bata di Indonesia adalah
52mm x 115 mm x 240mm dan 50 mm x 110 mm x 230mm. Pada
praktikum Pelaksanaan Pemasangan Batu Bata Ikatan Lurus ini mahasiswa harus mengetahui teknik
peletakan bata dan mortal harus benar. Selain itu, setiap lapis bata harus di
cek kedatarannya / kelurusannya. Siar tegak tebalnya 1cm-1,5 cm dan harus sama
tebalnya. Siar datar harus sama tebalnya 0,8 - 1,2 cm. Penakaran untuk
mengurutkan bata harus di perkirakan,usahakan jangan di ketok. Posisi berdiri
sewaktu bekerja harus bidang pasangan sebelah kiri dan kotak spesi berada sebelah
kanan.
D.
Keselamatan
Kerja
a.
Patuhi aturan yang ada di Laboratorium Workshop
Konstruksi Batu dan Beton
b.
Gunakan baju praktikum dan APD sesuai
aturan yang ada.
c.
Memahami dan membaca petunjuk kerja.
d.
Tempatkan peralatan disekitar tempat
kita bekerja agar memudahkan pekerjaan.
e.
Gunakan alat dengan semestinya dan tepat
guna.
f.
Pusatkan pikiran pada pekerjaan.
g.
Jika sudah selesai bersihkan seluruh
area kerja dan kembalikan semua alat ketempat semula.
h.
Perhatikan semua instruksi dan prosedur
yang ada.
E.
Alat
Adapun alat yang
digunakan pada praktikum pemasangan batu bata adalah :
a)
Sendok
spesi
b)
Meteran
c)
Waterpas
d)
Palu
e)
Ember
f)
Sekop
g)
Cangkul
h)
Ayakan pasir
i)
Jointer
j)
dll
F.
Bahan
Adapun bahan yang
digunakan pada praktikum pemasangan batu bata adalah:
a)
Batu bata
b)
Pasir
c)
Kapur
d)
Air
e)
Paku
f)
Semen
G.
Cara
kerja
a.
Mempersiapkan
alat dan bahan
b.
Membersihkan
area yang akan dipasangi terlebih dahulu. Batu bata
yang digunakan terlebih dahulu direndam dalam air.
c.
Adukan spesi dibuat dengan
perbandingan 1:5, dimana satu kapur, dan lima pasir.
d.
Benang dipasang sebagai
pedoman untuk kelurusan pasangan batu bata.
e.
Pasangan bata dipasang
dengan mengikuti benang dan lapisan paling bawah diberi spesi sebagai
spesi datar.
f.
Pasangan bata dilanjutkan
sampai pada ketinggian tertentu dan tetap memperhatikan kerapian siar pada
pasangan bata.
g.
Kedataran pasangan bata
selalu dicek dengan waterpass.
H.
Kesimpulan
Harus dilakukan pengecekan untuk tiap lapisan pasangan bata agar hasil
lebih maksimal serta tidak menjadi hambatan nantinya.
I.
Gambar



![]() |
![]() |
Gambar 1. Mempersiapkan alat dan
bahan
![]() |
![]() |
![]() |
Gambar 2. Membersihkan area yang
akan dipasangi terlebih dahulu
![]() |
![]() |
Gambar 3. Adukan spesi dibuat dengan perbandingan 1:5, dimana satu kapur,
dan lima pasir
![]() |
![]() |
Gambar
4. Benang dipasang sebagai pedoman untuk kelurusan pasangan batu
bata
![]() |
![]() |
![]() |
Gambar 5. Pasangan bata dipasang mengikuti benang dan lapisan paling bawah
diberi spesi
![]() |
LABORATORIUM
KONSTRUKSI BATU DAN BETON
|
JURUSAN
TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
|
|
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
|
|
Alamat
: Gd D9 Lantai 1 Kampus UM Jln
Semarang 05 Malang
|
|
PRAKTIKUM PELAKSANAAN PLESTERAN DINDING BATU BATA
|
|
Proyek
|
:
Pekerjaan Plesteran
|
Lokasi/ Site
|
:
Area Gedung D9 Lab T. Sipil UM
|
Tgl Uji
|
: April 2018
|
Oleh
|
:
Kelompok 2
|
A.
Judul
Pekerjaan Pelaksanaan Plesteran Dinding
Batu Bata
B.
Tujuan
Adapun tujuan dari
praktikum plesteran dinding batu bata adalah sebagai berikut:
1.
Praktikum mampu
memplester dinding batu bata dengan baik, benar, dan rata.
2.
Praktikum mampu menggunakan
bahan serta alat dengan baik dan benar.
C.
Deskripsi
Batu bata biasanya digunakan sebagai dinding sebuah bangunan
tetapi kebanyakan ukuran batu bata tidak seragam dan mutunya kurang baik, oleh
karena ituu ntuk menutupi ketidak seragaman bata maka dilakukan plesteran.
Plesteran juga berfungsi untuk melindungi dinding dari pengaruh cuaca, serta
memberikan permukaan yang rata dan halus pada dinding.
D.
Keselamatan
Kerja
a.
Patuhi aturan yang ada di Laboratorium
Konstuksi Baja
b.
Gunakan baju praktikum dan APD sesuai
aturan yang ada
c.
Cari
ukuran plat
dan baja yang paling sesuai
dengan kebutuhan.
d.
Sesuaikan
ukurannya dengan ukuran yang telah dihitung
e.
Gunakan alat dengan semestinya dan tepat
guna.
f.
Jika sudah selesai bersihkan seluruh
area kerja dan kembalikan semua alat ketempat semula.
g.
Perhatikan semua instruksi dan prosedur
yang ada.
E.
Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum plesteran dinding batu bata adalah:
a)
Sendok spesi
b)
Sekop
c)
Meteran
d)
Ember
e)
Palu
f)
Waterpass
g)
Benang
h)
Ruskam Kayu
i)
Cangkul
j)
Ayakan pasir
k)
Talangan
l)
Dll
F.
Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada plesteran dinding batu bata
adalah:
g)
Pasir
h)
Air
i)
Kapur
j)
Semen sedikit
G.
Cara
kerja
a.
Sebelum melakukan pekerjaan
periksa kelurusan dan ketegakan dinding dengan menggunakan waterpass.
b.
Semua kotoran yang menempel
di dinding dibersihkan dengan sikat, lap, atau semacamnya
c.
Sebelum melakukan plesteran,
jika dinding terlalu kering terlebih dahulu dipercikan air untuk melembabkan
dinding agar ikatan yang terjadi antara dinding dengan plesteran sempurna.
d.
Menyiapkan dan mengatur peralatan
yang akan digunakan pada lokasi pekerjaan
e.
Tebal plesteran untuk
lapisan adalah 10 mm dengan komposisi adukan 1 kapur : 3 pasir.
f.
Mengambil pasir dan kapur
yang ingin digunakan.
g.
Pasir dan kapur di ayak
sebelum di aduk.
h.
Dalam pengadukan plesteran
perbandingan volume yang digunakan yaitu 1 kapur dan 5 pasir.
i.
Bahan di aduk dengan cara
memindahkan pasir dan kapur dengan sekop dari ujung yang satu keujung yang
lainnya hingga bahan tersebut tercampur dengan rata.
j.
Bahan yang sudah diaduk di
kumpulkan ditengah-tengah lalu diatasnya diberi lubang. Kemudian pada lubang
tersebut diberi air sebanyak yang dibutuhkan.
k.
Bahan tersebut kemudian
diaduk dengan cara membolak balikkan dengan menggunakan sekop serta
memindahkannya dari ujung yang satu keujung lainnya sampai tercampur rata.
l.
Plesteran dimulai dari sisi
kiri atas kebawah sambil bergeser kekanan, perhatikan lapisan – lapisan yang
kurang dengan menambahkan plesteran agar rata.
m.
Plester setiap sisi dinding
dengan menambahkan campuran.
n.
Untuk sedikit menghaluskan dan
meratakan permukaan maka dapat gosok dengan ruskam, dengan cara digosok dengan
arah melingkar berulang kali, sebaiknya ruskam dibasahi air lalu gosok lagi.
H.
Kesimpulan
a.
Memplester dinding dilakukan
untuk menyeragakan ketebalan bata / dinding, serta melindungi dari panas
matahari.
b.
Plesteran digunakan untuk
menutupi permukaan dinnding agar terlihat rapi.
c.
Plesteran juga berguna untuk
memperkokoh bangunan agar tidak cepat runtuh.
I.
Gambar



![]() |
![]() |
![]() |
Gambar 1. Mempersiapkan alat dan
bahan
![]() |
![]() |
![]() |
Gambar 2. Adukan spesi
![]() |
![]() |
![]() |
|||||||
![]() |
![]() |
Gambar 3. Plester setiap sisi dinding dengan menambahkan campuran
![]() |
LABORATORIUM
KONSTRUKSI BATU DAN BETON
|
JURUSAN
TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
|
|
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
|
|
Alamat
: Gd D9 Lantai 1 Kampus UM Jln
Semarang 05 Malang
|
|
PRAKTIKUM PELAKSANAAN PEKERJAAN ACIAN DINDING
|
|
Proyek
|
:
Pekerjaan Acian
|
Lokasi/ Site
|
:
Area Gedung D9 Lab T. Sipil UM
|
Tgl Uji
|
: April 2018
|
Oleh
|
:
Kelompok 2
|
A.
Judul
Pelaksanaan Pekerjaan Acian Dinding
B.
Tujuan
Adapun tujuan
praktikum pekerjaan acian adalah sebagai berikut:
a.
Praktikum mampu melaksanakan pengacian
dengan baik dan benar sesuai instruksi.
b.
Praktikum mampu mengetahui alat dan
bahan yang dibutuhkan.
c.
Praktikum mampu memahami tata cara
pelaksanaan dan mengetahui dasar – dasar pengacian.
C.
Deskripsi
Pengertian Acian adalah penutup dinding yang sudah di
pletser yang berfungsi menutup pori - pori yang terdapat di dinding yang baru
di plester agar terlihat lebih halus lagi.
Pada pengerjaan acian atau bisa di bilang juga
plesteran halus di pakai campuran Pc dengan air bersih sehingga mendapatkan
campuran yang homogen, untuk pengerjaan nya seperti sudah di jelaskan diatas
acian dilakukan setelah pengerjaan plesteran.
D.
Keselamatan
Kerja
a.
Patuhi aturan yang ada di Laboratorium
Konstuksi Baja
b.
Gunakan baju praktikum dan APD sesuai
aturan yang ada
c.
Cari
ukuran plat
dan baja yang paling sesuai
dengan kebutuhan.
d.
Sesuaikan
ukurannya dengan ukuran yang telah dihitung
e.
Gunakan alat dengan semestinya dan tepat
guna.
f.
Jika sudah selesai bersihkan seluruh
area kerja dan kembalikan semua alat ketempat semula.
g.
Perhatikan semua instruksi dan prosedur
yang ada.
E.
Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum pengacian adalah:
a)
Sendok spesi
b)
Ember
c)
Sekop
d)
Gerobak dorong
e)
Meteran
f)
Waterpass
g)
Cangkul
h)
Palu
i)
Benang
j)
Kuas
k)
dll
F.
Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada pengacian adalah:
a)
Kapur
b)
Air
c)
Semen
d)
Paku
G.
Cara
kerja
a)
Pertama menyiapkan alat
dan bahan yang akan digunakan.
b)
Bidang muka plesteran dibersihkan
terlebih dahulu.
c)
Bidang muka plesteran disiram air
sedikit demi sedikit agar nantinya acian mudah melekat pada permukaan plestran.
d)
Plesteran disiram dengan air kapur
dengan ketentuan tahap 1 lapisan acian agak tipis
e)
Ketebalan acian ditambah dengan
menempelkan acian pada lapisan tipis sebelumnya dengan menggunakan skrap.
f)
Melakukan pengacian dengan teknik skrap
ditekan keatas pada permukaan plesteran. Hal ini untuk memudahkan proses
melekatnya acian pada plesteran
g)
Membasahi skrap dengan air untuk
memperhalus permukaan acian
h)
Melakukan pengacian hingga seluruh
permukaan plesteran tertutupi oleh acian
H.
Kesimpulan
Setelah melaksanakan praktikum ini kita
dapat mengetahui cara pengacian yang benar dan sesuai dengan tingkat kerataan,
kedataran serta keseimbangan dan juga mengetahui kekentalan campuran mortar yang
digunakan untuk pengacian.
I.
Gambar
![]() |
![]() |
![]() |
Gambar 1. Mempersiapkan alat dan
bahan
![]() |
![]() |
Gambar 2. Adukan acian
![]() |
![]() |
||
![]() |
![]() |
Gambar 3. Aci setiap sisi dinding dengan menambahkan campuran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar