PENGEMBANGAN E-MODULE
CAD DAN RAB UNTUK PEMBEKALAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN SISWA SMK KOPETENSI KEAHLIAN DESAIN PEMODELAN DAN INFORMASI BANGUNAN
Natasya
Atikasari Nugraheni1, R.M Sugandi2, Sutrisno3
1Mahasiswa
Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang, natasyaatika18@gmail.com
² Dosen Jurusan
Teknik Sipil Universitas Negeri Malang, sugandi.ft@um.ac.id
³ Dosen Jurusan
Teknik Sipil Universitas Negeri Malang, sutrisno.ft@um.ac.id
Abstrak: Praktik Kerja Lapangan (PKL)
merupakan kegiatan pembelajaran praktik untuk menerapan, memantapan, dan
meningkatan kompetensi peserta didik. Siswa yang akan melaksanakan PKL
membutuhkan bahan ajar untuk mengupayakan keberhasilan proses belajar.
Pengembangan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi salah satunya
pengembangan bahan ajar E-Module
dengan aplikasi kvisoft flipbook maker.
Pentingnya pengembangan berfungsi meningkatkan kesiapan siswa PKL agar siswa
mampu melaksanakan PKL sesuai dengan Kebutuhan DU/DI. Pengembangan
diawali tahap pengumpulan data dilanjutkan mendesain produk, validasi desain,
revisi produk, uji oba produk dan produk jadi. Hasil pengembangan setelah
dilakukan validasi ahli materi untuk aspek desain pembelajaran 92,19%,
untuk aspek pembelajaran 87,5% dan untuk aspek strategi pembelajaran 84,38%.
Skor ahli media untuk aspek rekayasa perangkat lunak 89,58%, dan aspek
komunikasi visual 87,5%. Berdasarkan hasil hitung presentase rata – rata skor
tanggapan responden untuk aspek penggunaan bahan ajar 86,04%, untuk aspek
kemanfaatan bahan ajar 85,94% dan dan untuk aspek kesesuaian bahan ajar 84,18%.
Secara keseluruhan, bahan ajar ajar e –
module untuk siswa PKL sudah baik, menarik dan sangat valid atau sangat
layak digunakan sebagai bahan ajar pembelajaran menurut ahli materi, ahli
media, dan responden. Namun terdapat beberapa komentar dan saran bahan ajar
untuk diperbaiki agar produk bahan ajar e
– module untuk siswa PKL lebih menarik dan mampu meningkatkan kesiapan
siswa dalam mempersiapkan PKL.
Kata kunci: bahan ajar , PKL, e – module.
1.
PENDAHULUAN
Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) merupakan suatu lembaga Pendidikan tingkat menengah, yang
diselenggarakan untuk menghasilkan tamatan calon tenaga kerja kelas menengah
dalam memasuki dunia kerja. Sesuai tujuan SMK dalam kurikulum SMK Dikmenjur
(2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan: (1) Memasuki lapangan kerja dan
mengembangkan sikap professional (2) Mampu memilih karier, mampu berkompetensi
dan mengembangkan diri. (3) Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi
kebutuhan dunia usaha dan dunia industri saat ini dan masa yang akan datang.
(4) Menjadi tenaga kerja yang produktif, adaptif, dan kreatif. Mengacu pada
tujuan pendidikan kejuruan, maka Sekolah Menengah Kejuruan memilki kebijakan
inovasi dalam pengembangan pendidikan. Salah satu konsepsi pada pendidikan
kejuruan adalah Praktik Kerja Lapangan (PKL). Praktik Kerja Lapangan (PKL)
menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2017) merupakan
kegiatan pembelajaran praktik untuk menerapkan, memantapkan, dan meningkatkan
kompetensi peserta didik. Dalam pelaksanaan PKL sebelumnya, siswa masih belum
siap dalam melaksanakan PKL. Dikarenakan materi yang akan dijadikan panduan
pembekalan PKL masih kurang dan materi belum sesuai dengan kebutuhan DUDI.
Materi yang
didapat di sekolah tidak sepenuhnya ada di DU/DI, maka siswa harus mampu
mempersiapkan materi apa yang diminta oleh pihak DU/DI. Menurut Zawawi (2012)
menyatakan dari pengetahuan baru yang didapatkan siswa, diharapkan siswa dapat
mengalami peningkatan hasil belajar saat siswa kembali belajar di sekolah
karena para siswa telah mendapatkan teori dari sekolah dan tambahan teori dari
dunia industri secara langsung. Dari Asumsi yang ada, siswa SMK yang
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan harus diimbangi dengan kesiapan kebutuhan
materi yang diminta oleh pihak DU/DI.
Pelaksanaan
pembekalan PKL tentunya sebagian banyak yang tidak efektif. Karena keterbatasan
waktu pembekalan dengan pelaksanaan kegiatan PKL. Oleh karena itu siswa yang
akan melaksanakan PKL membutuhkan bantuan bahan ajar untuk mengupayakan
keberhasilan proses belajar. Peran dari bahan ajar sangat dibutuhkan dalam
proses penyampaian materi pembelajaran. Pembelajaran dimaksudkan untuk
tercapainya suasana tertentu dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik
nyaman dalam belajar. Bahan ajar adalah seperangkat materi pelajaran yang
mengacu pada kurikulum yang digunakan dalam rangka mencapai standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang telah ditentukan (Lestari, 2013).
Bahan ajar
dikembangkan sejak dini dengan alasan dapat memberikan peran belajar yang
begitu kuat, seperti yang dikemukakan oleh Depdiknas (2006b:1) yaitu bahan ajar
adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas, baik berupa bahan tertulis
seperti hand out, buku, modul, lembar kerja mahasiswa, brosur, leaflet,
wallchart, maupun bahan tidak tertulis seperti video/film, VCD, radio, kaset,
CD interaktif berbasis komputer dan internet. Bahan ajar yang dipersiapkan
untuk siswa saat ini masih belum mampu mengupayakan siswa dalam belajar,
dikarenakan adanya perkembangan teknologi mutakhir.
Lembaga
pendidikan memperkenalkan dan memulai penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi sebagai basis pembelajaran yang mutakhir dan memungkinkan proses
pembelajaran dengan menggunakan media internet. Sumber belajar online
memungkinkan proses pembelajaran dapat memperoleh capaian berupa "complex skills" yang
dibutuhkan di era global sekaligus memungkinkan adanya student centered
learning (Mills, 2006:3). Pengembangan dengan memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi salah satunya adalah pengembangan bahan ajar modul cetak menjadi
modul berbasis elektronik atau yang lebih dikenal dengan istilah E-Module.
E - Module merupakan alat atau sarana pembelajaran
yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang
dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang
diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya secara elektronik (bagian dari
e-learning). Penelitian yang dilakukan oleh Tania dan Susilowibowo (2013)
dengan judul Pengembangan Bahan Ajar E -
Module sebagai Pendukung Pembelajaran Kurikulum 2013 pada Materi Ayat
Jurnal Penyesuaian Perusahaan Jasa Siswa Kelas X Akuntansi SMK Negeri 1
Surabaya menjelaskan bahwa untuk mengetahui proses pengembangan, kelayakan
bahan ajar, dan respon siswa terhadap bahan ajar E - Module, pembelajaran berbasis sumber belajar online dapat
mendukung kemampuan siswa dalam mengumpulkan sumber informasi sebagai bahan
belajar. Dengan adanya modul elektronik ini lebih memudahkan siswa dalam
belajar tanpa memerlukan banyak biaya.
Budiman (2017)
mengatakan bahwa "Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat di
era globalisasi saat ini tidak bisa dihindari lagi pengaruhnya terhadap dunia
pendidikan. Tuntutan global menuntut dunia pendidikan... bagi dunia pendidikan
khususnya dalam proses pembelajaran”. Adanya bahan ajar tersebut mempengaruhi
suatu sekolah untuk mengikuti perkembangan. Namun bahan ajar yang ada belum
memanfaatkan teknologi yang sudah ada, seperti e-module dengan menggunakan aplikasi kvisoft flipbook maker.
Aplikasi Kvisofi Flipbook Maker adalah salah satu
aplikasi pendukung sebagai media pembelajaran yang membantu proses pembelajaran
karena aplikasi ini tidak terpaku pada tulisan, tetapi mampu ditambahkan sebuah
animasi gerak, video, dan audio yang menjadikan sebuah media pembelajaran yang
menarik sehingga pembelajaran menjadi tidak monoton. Penggunaan aplikasi kvisoft flipbook maker mampu menumbuhkan rasa kreativitas dan aktif dalam pembelajaran.
Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayatullah
dan Rakhmawati (2016) yang berjudul "Pengembangan Media Pembelajaran
Berbasis Flipbook Maker pada Mata Pelajaran Elektronika Dasar di SMK Negeri 1
Sampang" bahwa motivasi saat proses pembelajaran masih kurang, sehingga
dengan adanya pengembangan media pembelajaran tersebut peserta didik lebih
aktif pada saat pembelajaran berlangsung. Dengan melakukan inovasi baru
terhadap bahan ajar yang digunakan mampu meningkatkan perkembangan teknologi
agar tidak tertinggal oleh kemajuan. Perkembangan tersebut cukup berpengaruh
khususnya bagi siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Pentingnya
penelitian pengembangan ini berfungsi untuk meningkatkan kesiapan siswa PKL
agar siswa mampu melaksanakan PKL sesuai dengan Kebutuhan DU/DI di Dunia Usaha
Dunia Industri (DU/DI). Selain itu bahan ajar dengan berbasis E- Module untuk siswa PKL merupakan
salah satu komponen yang sangat berpengaruh dalam memudahkan proses belajar
mengajar untuk menyalurkan sumber komunikasi dan informasi dengan jarak jauh
dan mandiri untuk siswa yang melaksanakan PKL. Pengembangan ini nantinya
diharapkan dapat menjadi koreksi bagi guru, siswa dan DU/DI terhadap bahan ajar
yang digunakan dengan tujuan agar memperoleh hasil belajar yang maksimal.
2.
METODE
Penelitian dan
pengembangan yang akan dilakukan menggunakan metode penelitian dan pengembangan
Sugiyono (2009: 298) yang telah dimodifikasi menjadi lebih sederhana. Adapun
langkah - langkah metode penelitian dan pengembangan yang telah disederhanakan
meliputi : (1) pengumpulan data, (2) desain produk, (3) validasi produk, (4)
revisi produk, (5)Uji Coba Produk, (6) Produk Jadi. Modifikasi tersebut
dikarenakan dapat mempersingkat waktu pada penelitian, jadi waktu yang
digunakan lebih singkat. Uraian dapat dijelaskan sebagai berikut:
2.1
Proses
pengumpulan data
Proses
pengumpulan data bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan yang diperlukan
untuk mengatasi permasalahan yang ada dalam kegiatan pembelajaran dengan mengumpulkan
data terkait pembahasan yang akan dilakukan. Proses pengumpulan data terdiri dari
kegiatan mengumpulkan sumber belajar dari buku, artikel, internet, dan lain sebagainya,
wawancara dengan pihak pengajar di SMK terkait pengumpulan data, Materi yang
dibutuhkan Siswa PKL Program Keahlian Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
(DPIB) di SMKN 2 Probolinggo terhadap mata pelajaran CAD dan RAB, mengumpulkan
data dari pihak DUDI terkait materi apa yang dibutuhkan DUDI, melihat respons
siswa dalam efektivitas belajar. Tahap ini dilakukan dengan melakukan observasi
kegiatan pembelajaran di kelas X Program Keahlian Desain Pemodelan dan Informasi
Bangunan (DPIB) di SMKN 2 Probolinggo. Setelah dilakukan observasi diketahui bahwa
siswa akan menyiapkan Praktik Kerja Lapangan yang akan dilaksanakan di kelas
XI.
2.2
Desain produk
Pada tahap ini
dilakukan kegiatan yang terdiri dari pengembangan bahan ajar materi PKL pada
mata pelajaran CAD dan RAB yang sesuai dengan kebutuhan DUDI. Kemudian
dilanjutkan dengan menyusun materi berdasarkan sumber materi dan kebutuhan yang
diinginkan DUDI dan mendesain produk yang akan di validasi dan di uji cobakan.
2.3
Validasi produk
Melakukan
validasi yang melibatkan diskusi dengan pakar/ ahli pengembangan bahan ajar,
guru mata pelajaran dan dalam perorangan terbatas untuk mengembangkan bahan
ajar. Adanya proses validasi produk agar diperoleh suatu konsep yang dipandang
memadai untuk bahan ajar dengan keefektivitasan bahan ajar dalam materi PKL
yang dibutuhkan pihak DUDI.
2.4
Revisi Produk
Setelah adanya
validasi oleh para ahli dan guru, produk yang dikembangkan akan direvisi.
Tujuannya untuk memperbaiki produk berdasarkan masukan dari para ahli dan saran
yang diberikan oleh guru pengajar, uji coba ini hanya sampai dengan uji coba
kelompok kecil agar dapat mempersingkat waktu pada penelitian.
2.5
Uji coba Produk
Melakukan uji
coba produk yang dibuat setelah produk direvisi oleh pakar/ahli. Uji coba
dilakukan kepada siswa kelas X DPIB SMKN 2 Probolinggo. Pemilihan siswa
dilakukan satu kelas di kelas X Program Keahlian Desain Pemodelan dan Informasi
Bangunan (DPIB) di SMKN 2 Probolinggo. Siswa diminta untuk memberikan persepsi
terhadap produk yang dikembangkan.
2.6
Produk Jadi
Pada tahap ini,
Produk yang telah direvisi oleh para ahli dan telah di ujicobakan kepada siswa
dijadikan acuan untuk pengembangan bahan ajar agar lebih baik. Setelah bahan
ajar dinyatakan layak, diperoleh bahan ajar e
– module yang dikembangkan. Model pembelajaran yang dipakai dalam
penelitian ini adalah metode Reserch and
Development yang telah dimodifikasi menjadi lebih sederhana. Alasan peneliti
memodifikasi model pengembangan tersebut karena pada tahap uji coba sampel yang
diambil lebih sedikit, pemilihan berdasarkan pertimbangan bahwa model ini
dikembangkan secara sistematis dan langkah – langkah pengembangan mudah
diikuti.
Subjek
Penelitian dan pengembangan ini melibatkan: (1) Validator ahli media, (2) Validator
ahl materi, (3) Siswa yang akan mempersiapkan pelaksanaan PKL di DUDI yaitu
kelas X program Keahlian Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan (DPIB) di SMKN
2 Probolinggo. Penelitian ini menggunakan beberapa metode pengumpulan data
yaitu Dokumentasi, Kuesioner, dan Angket. Data yang akan diperoleh bersifat
kuantitatif dan kualitatif.
Instrumen
yang akan disusun sesuai dengan peran dan posisi responden dalam pengembangan.
Kriteria penilaian termasuk mekanisme penjurian dan tidak digabungkan menjadi
satu, tetapi dipisah pada tiap - tiap aspek tersebut. Kriteria Penilaian
tersebut antara lain: (1) Instrumen untuk ahli materi digunakan untuk
memperoleh data berupa kualitas produk ditinjau dari kebenaran konsep,
kesesuaian materi dan isi pembelajaran yang dikembangkan., (2) Instrumen untuk
ahli media digunakan untuk memperoleh data berapa kualitas tampilan,
pemrograman, keterbacaan menyampaikan konten tertentu., (3) Instrumen untuk
siswa digunakan untuk memperoleh data yang digunakan untuk menganalisa daya tarik
dan ketepatan materi yang diberikan kepada siswa..
Teknik Analisa
data yang dipakai adalah statistik deskriptif yaitu dengan perhitungan
presentasi skor item. Perhitungan tersebut digunakan untuk menentukan validitas
dari bahan ajar yang dikembangkan. Menurut Riduwan (2012: 29) Rumus yang
dipakai adalah :

V = Tingkat Validitas
∑X1 = Total Skor jawaban dari validator
∑X0 = Total Skor Harapan
Pemaknaan dari angket validitas
disajikan dalam tabel 1. seperti berikut:
Tabel 1.
Pemaknaan Angka Validitas Bahan Ajar
No
|
Tingkat Validitas
|
Kriteria
Kevalidan
|
Keterangan
|
1
|
85,01%
– 100%
|
Sangat
Valid
|
Tidak
Direvisi
|
2
|
70,01%
– 85,00%
|
Cukup
Valid
|
Dapat
digunakan namun perlu direvisi
|
3
|
50,01%
– 70,00%
|
Kurang
Valid
|
Disarankan
tidak digunakan karena perlu direvisi
|
4
|
01,00%
– 50,00%
|
Tidak
Valid
|
Tidak
boleh dipergunakan
|
Sumber
: (Sugiyono, 2009)
Untuk mengetahui
perbandingan persepsi efektivitas bahan ajar untuk peningkatan kesiapan siswa
PKL, teknik analisis data yang akan digunakan adalah menggunakan uji chi
square. Dalam instrumen yang diberikan kepada responden (siswa) terdapat 30 butir
pertanyaan yang diajukan. Untuk batasan nilai rentan skor yang disebutkan yaitu:
Untuk
skor 1 : nilai berkisar 0-25
Untuk
skor 2 : nilai berkisar 26-50
Untuk
skor 3 : nilai berkisar 51-75
Untuk
skor 4 : nilai berkisar 76-100
Berdasarkan
hasil perhitungan, jika nilai >50 dikatakan mampu meningkatkan kesiapan
siswa dengan rentan skor 3 – 4. Sebaliknya jika nilai <50 dikatakan tidak
mampu meningkatkan kesiapan siswa dengan rentan skor 1 – 2.
3.
HASIL
3.1
Materi Bahan
ajar E –Module
Berdasarkan
observasi yang dilakukan, diperoleh hasil tabel observasi materi yang disiapkan
siswa Prakerin pada Kapasitas Kebutuhan DU/DI pada siswa SMKN 2 Kota
Probolinggo disimpulkan pada tabel 2. sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil
Observasi Materi
NO
|
Kebutuhan DUDI
|
Presentase %
|
1
|
Materi Cad (Autocad)
|
37,7
|
2
|
Materi RAB (Rencana Anggaran Biaya)
|
35,8
|
3
|
Materi IUT (Ilmu Ukur Tanah)
|
11,3
|
4
|
Materi IBB (Ilmu Bahan Bangunan)
|
9,4
|
5
|
Materi Struktur
|
5,7
|
Total Presentase
|
100
|
Berdasarkan
tabel 2. hasil tertinggi dari observasi yang dilakukan adalah pada materi
AutoCad dengan presentase 37,7%. tertinggi kedua yaitu materi RAB dengan
presentase 35,8%. Dan hasil terendah dari observasi yaitu materi Struktur
dengan presentase 5,7%.
Bahan ajar e-module yang dikembangkan yaitu berupa
file aplikasi yang dikemas dalam bentuk soft
ile Kvisoft Flipbook Maker dan dilengkapi dengan petunjuk penggunaan. Bahan
ajar e-module terdiri dari unsur
teks, gambar ilustrasi ataupun contoh nyata, animasi, tema, pendahuluan,
kegiatan pembelajaran, gambar yang dibutuhkan, video pembelajaran yang sesuai
dengan materi, audio berupa back sound,
serta dilengkapi tombol navigasi yang mampu dioperasikan oleh pengguna sehingga
menimbulkan interaksi antara media bahan ajar dengan pengguna.
3.2
Hasil Validasi
3.2.1
Ahli Materi
a.
Data Kuantitatif
Angket validasi
materi digunakan untuk mengetahui kualitas materi dalam media pembelajaran yang
telah dibuat. Hasil angket validasi materi ditunjukkan pada tabel 3. seperti berikut.
Tabel 3.
Hasil
Validasi Materi (Data Kuantitatif)
Aspek Penilaian
|
Skor Validator
|
Skor Ideal
|
Presentase %
|
Deskripsi Nilai
|
|
Aspek Desain
Pembelajaran
|
|||||
E – Module PKL Materi
CAD
|
30
|
32
|
93,75
|
Sangat Valid
|
|
E – Module PKL Materi
RAB
|
29
|
32
|
90,63
|
Sangat Valid
|
|
Jumlah
|
59
|
64
|
92,19
|
Sangat Valid
|
|
Aspek Pembelajaran
|
|||||
E – Module PKL Materi
CAD
|
24
|
28
|
85,71
|
Sangat Valid
|
|
E – Module PKL Materi
RAB
|
25
|
28
|
89,29
|
Sangat Valid
|
|
Jumlah
|
49
|
56
|
87,50
|
Sangat Valid
|
|
Aspek Strategi
Pembelajaran
|
|||||
E – Module PKL Materi
CAD
|
13
|
16
|
81,25
|
Cukup Valid
|
|
E – Module PKL Materi
RAB
|
14
|
16
|
87,50
|
Sangat Valid
|
|
Jumlah
|
27
|
32
|
84,38
|
Cukup Valid
|
Berdasarkan
hasil hitung didapatkan persentase skor ahli materi untuk aspek desain
pembelajaran sebesar 92,19% dengan kriteria kelayakan persentase skor ahli
materi termasuk dalam kualifikasi sangat valid dan tidak perlu direvisi, untuk
aspek pembelajaran sebesar 87,50% dengan kriteria kelayakan persentase skor
ahli materi termasuk dalam kualifikasi sangat valid dan tidak perlu direvisi
dan untuk aspek strategi pembelajaran sebesar 84,38% dengan kriteria kelayakan
persentase skor ahli materi termasuk dalam kualifikasi cukup valid dan dapat
digunakan namun perlu direvisi.
b.
Data kualitatif
Data Kualitatif
diperoleh dari saran dan komentar oleh ahli tentang cakupan materi bahan ajar e - module yang dikembangkan. Saran dan
komentar tersebut dapat dilihat pada tabel 4 seperti berikut:
Tabel 4.
Hasil
Validasi Materi (Data Kualitatif)
Saran dan Komentar
Validator
|
Materi CAD dan RAB ini
sangat bagus dan layak untuk siswa kelas XI dan XII. Untuk lebih sederhana
dan mudah dipahami sebaiknya dimulai dari denah / atau bangunan 1 Lantai
dengan bentuk denah yang sederhana saja. Misal bangunan pos satpam dan
sebagainya
|
Berdasarkan
hasil validasi materi pada tabel 4 mengenai data kualitatif, maka perlu adanya
perbaikan mengenai isi materi yang telah dikembangkan pada produk bahan ajar e - module. Untuk perbaikan perlu adanya
bahan ajar yang lebih sederhana.
3.2.2
Ahli Media
a.
Data Kuantitatif
Angket validasi
media digunakan untuk mengetahui kualitas desain bahan ajar dalam media yang
telah dibuat. Hasil angket validasi media ditunjukkan pada tabel 5 seperti berikut.
Tabel 5.
Hasil
validasi media (Data Kuantitatif)
Aspek Penilaian
|
Skor Validator
|
Skor Ideal
|
Presentase %
|
Deskripsi Nilai
|
|
Aspek Rekayasa
Perangkat Lunak
|
|||||
E – Module PKL CAD
|
22
|
24
|
91,67
|
Sangat Valid
|
|
E – Module PKL RAB
|
21
|
24
|
87,5
|
Sangat Valid
|
|
Jumlah
|
43
|
48
|
89,58
|
Sangat Valid
|
|
Aspek Komunikasi
Visual
|
|||||
E – Module PKL CAD
|
25
|
28
|
89,29
|
Sangat Valid
|
|
E – Module PKL RAB
|
24
|
28
|
85,71
|
Sangat Valid
|
|
Jumlah
|
49
|
56
|
87,50
|
Sangat Valid
|
Berdasarkan hasil
hitung pada tabel 5. didapatkan persentase skor ahli media untuk aspek rekayasa
perangkat lunak sebesar 89,58%, dan aspek komunikasi visual sebesar 87,50%.
Berdasarkan kriteria kelayakan persentase skor ahli media termasuk dalam
kualifikasi sangat valid dan tidak perlu direvisi.
b.
Data Kualitatif
Data Kualitatif
diperoleh dari saran dan komentar oleh ahli tentang cakupan desain bahan ajar e - module yang dikembangkan. Saran dan
komentar tersebut dapat dilihat pada tabel 6 berikut:
Tabel 6. Hasil
Validasi Media (Data Kualitatif)
Saran dan Komentar
Validator
|
CAD dan RAB secara
umum sudah baik.
|
Berdasarkan
hasil validasi media pada tabel 6 mengenai data kualitatif yang diperoleh, maka
tidak perlu adanya perbaikan mengenai media yang telah dikembangkan pada produk
bahan ajar e - module. Namun perlu
ditambahkan sedikit tampilan agar lebih menarik. Tampilan yang perlu direvisi
yaitu tampilan cover depan halaman pembuka dan halaman profil pengembang.
3.2.3
Data Responden
Siswa terhadap Penggunaan Produk
Data uji coba
produk telah didapatkan dari hasil uji coba produk yang telah dikembangkan. Uji
coba tentang bahan ajar e - module
menggunakan aplikasi kvisoft flipbook
maker untuk siswa PKL program keahlian DPIB sesuai dengan kebutuhan Dunia
Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Subjek uji coba yaitu kelompok sebanyak 32
orang (satu kelas). Untuk data hasil uji coba produk berupa data kuantitatif
seperti tabel 7 berikut.
Tabel 7.
Data
Responden Kelompok (Data Kualitatif)
Aspek Penilaian
|
Skor Validator
|
Skor Ideal
|
Presentase %
|
Deskripsi Nilai
|
|
Penggunaan Bahan Ajar
|
|||||
Bahan Ajar CAD
|
27,9
|
32
|
87,19
|
Sangat Layak
|
|
Bahan Ajar RAB
|
27,2
|
32
|
85
|
Cukup Layak
|
|
Jumlah
|
55,1
|
64
|
86,09
|
Sangat Layak
|
|
Kemanfataan Bahan Ajar
|
|||||
Bahan Ajar CAD
|
17,3
|
20
|
86,5
|
Sangat Layak
|
|
Bahan Ajar RAB
|
16,9
|
20
|
84,5
|
Cukup Layak
|
|
Jumlah
|
34,2
|
40
|
85,50
|
Sangat Layak
|
|
Kesesuaian Bahan Ajar
|
|||||
Bahan Ajar CAD
|
6,8
|
8
|
85
|
Cukup Layak
|
|
Bahan Ajar RAB
|
6,6
|
8
|
82,5
|
Cukup Layak
|
|
Jumlah
|
13,4
|
16
|
83,75
|
Cukup Layak
|
Berdasarkan
hasil hitung pada tabel 7 didapatkan persentase skor responden untuk bahan ajar
pada uji coba kelompok dengan rata - rata untuk aspek penggunaan bahan ajar
sebesar 86,09% dengan kriteria kelayakan persentase skor responden termasuk
dalam kualifikasi sangat layak dan tidak perlu direvisi, untuk aspek kemanfaatan
bahan ajar sebesar 85,50% dengan kriteria kelayakan persentase skor responden
termasuk dalam kualifikasi sangat layak dan tidak perlu direvisi dan untuk
aspek kesesuaian bahan ajar sebesar 83,75% dengan kriteria kelayakan persentase
skor responden termasuk dalam kualifikasi cukup layak dan dapat digunakan namun
perlu direvisi.
3.3
Persepsi Siswa
terhadap E - Module dalam
Mempersiapkan PKL
a.
Deskriptif
Dalam
pelaksanaan penelitian, dilihat tingkat kemampuan penggunaan bahan ajar e – module. Dalam penggunaan dilihat mampu
meningkatkan atau tidak bahan ajar e -
module dalam mempersiapkan siswa PKL bisa dilihat pada tabel 8 sebagai berikut:
Tabel 8.
Hasil
Data
Jenis Kelamin
|
Siswa
|
Mampu Meningkatkan
|
Tidak Mampu
Meningkatkan
|
Jumlah Nilai
|
Presentase
|
Laki - Laki
|
25
|
25
|
0
|
2057,78
|
79,38
|
Perempuan
|
7
|
7
|
0
|
534,44
|
20,61
|
Total
|
32
|
32
|
0
|
2592,22
|
100
|
Berdasarkan
hasil perhitungan pada tabel 8, maka Bahan ajar e-module 79,38% siswa laki-laki
mampu meningkatkan kesiapan PKL dan 20,61% untuk wanita mampu meningkatkan
kesiapan PKL. Jadi dapat simpulkan bahwa 100% siswa berpendapat bahwa penggunan
Bahan ajar e - module mampu meningkatkan kesiapan PKL.
b.
Peningkatan
Pemaknaan X2
Dalam
pelaksanaan penelitian uji yang digunakan yaitu uji chi square Dalam penggunaan uji square bisa dilihat pada tbel 9 sebagai
berikut:
Tabel 9.
Hasil
Analisis Data Peningkatan Penggunaan E-
Module Chi Square
|
Value
|
df
|
Asymp. Sig. (2-sided)
|
Exact Sig. (2-sided)
|
Exact Sig. (1-sided)
|
Pearson Chi-Square
|
.289a
|
1
|
.591
|
|
|
Continuity Correctionb
|
.000
|
1
|
1.000
|
|
|
Likelihood Ratio
|
.503
|
1
|
.478
|
|
|
Fisher's Exact Test
|
|
|
|
1.000
|
.781
|
Linear-by-Linear Association
|
.280
|
1
|
.597
|
|
|
N of Valid Cases
|
32
|
|
|
|
|
Terlihat pada
tabel 9 nilai Asymp. Sig (2-sided) sebesar ,591. Karena nilai Asymp. Sig (2
sided) 0,591, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
Jenis Kelamin, skor responden dengan kesiapan siswa dan pada penggunaan Bahan
Ajar E- Module untuk Siswa PKL.
Berdasarkan hasil uji chi square yang
dilakukan, maka produk bahan ajar E - Module untuk Siswa PKL mampu meningkatkan
kesiapan siswa dalam pelaksanaan PKL secara signifikan.
4.
PEMBAHASAN
4.1
Materi Bahan
ajar E –Module
Berdasarkan
tabel 2. hasil tertinggi dari observasi yang dilakukan adalah pada materi
AutoCad dengan presentase 37,7%. tertinggi kedua yaitu materi RAB dengan
presentase 35,8%. Dan hasil terendah dari observasi yaitu materi Struktur
dengan presentase 5,7%. Dari hasil observasi, maka dikembangkan sebuah produk bahan
ajar e-module dengan dua materi
tertinggi presentasenya. Bahan ajar e –
module yang dikembangkan dalam bentuk soft
file Kvisoft Flipbook Maker terdapat tiga kegiatan pembelajaran, yaitu (I)
Dasar - dasar Autocad, (2) Pengenalan Annalisa dan Perhitungan RAB, dan (3)
Aplikasi menggambar CAD dan Perhitungan RAB. Kegiatan pembelajaran pertama,
materi yang dijelaskan yaitu Mengenal Sistem dan Operasi AutoCAD, Perintah
Dasar AutoCAD, Perintah Dasar Menggambar, Perintah Pendukung, Perintah Editing,
Editing dan Dimensi. Kegiatan pembelajaran kedua meliputi Harga Bahan dan Upah
Kerja, Analisa Harga Satuan Bahan, Perhitungan Volume Pekerjaan, Rencana
Anggaran Biaya (RAB), Rekapitulasi Biaya. Kegiatan pembelajaran ketiga yaitu pengaplikasian
dari materi yang telah dijelaskan pada kegiatan pembelajaran kesatu dan kedua.
Penelitian yang
dilakukan oleh Alomari (2009) menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis sumber
belajar online dapat mendukung kemampuan siswa dalam mengumpulkan sumber
informasi sebagai bahan belajar. Dengan ini, secara umum mengindikasi bahwa pengembangan
e-module menunjukkan keberhasilan yang
dibuktikan dengan terbantu nya siswa dalam hal pemerolehan sumber belajar Secara
umum siswa terlihat antusias dan lebih aktif selama proses pembelajaran
berlangsung. Selain itu respons guru terhadap e-module positif. Jadi dalam
kegiatan pembelajaran dibutuhkan pengembangan bahan ajar modul yang memanfaatkan
fitur online untuk memvisualisasikan materi yang membutuhkan pemahaman.
Mencakup pokok bahasan sesuai dengan memanfaatkan teknologi sehingga modul
mudah untuk dioperasikan secara online.
4.2
Hasil Validasi
Berdasarkan tabel
3. hasil hitung didapatkan persentase untuk aspek desain pembelajaran sebesar
92,19% dengan kriteria kelayakan persentase skor ahli materi termasuk dalam
kualifikasi sangat valid dan tidak perlu direvisi, untuk aspek pembelajaran
sebesar 87,50% dengan kriteria kelayakan persentase skor ahli materi termasuk
dalam kualifikasi sangat valid dan tidak perlu direvisi dan untuk aspek
strategi pembelajaran sebesar 84,38% dengan kriteria kelayakan persentase skor
ahli materi termasuk dalam kualifikasi cukup valid dan dapat digunakan namun
perlu direvisi. Berdasarkan hasil validasi materi pada tabel 4. mengenai data
kualitatif yang diperoleh, maka perlu adanya perbaikan mengenai isi materi yang
telah dikembangkan pada produk bahan ajar e
- module. Untuk perbaikan perlu adanya bahan ajar yang lebih sederhana.
Berdasarkan
hasil hitung pada tabel 5. didapatkan persentase skor ahli media untuk aspek
rekayasa perangkat lunak sebesar 89,58%, dan aspek komunikasi visual sebesar
87,50%. Berdasarkan kriteria kelayakan persentase skor ahli media termasuk
dalam kualifikasi sangat valid dan tidak perlu direvisi. Berdasarkan hasil
validasi media mengenai data kualitatif pada tabel 6. yang diperoleh, maka
tidak perlu adanya perbaikan mengenai media yang telah dikembangkan pada produk
bahan ajar e - module. Namun perlu
ditambahkan sedikit tampilan agar lebih menarik. Tampilan yang perlu direvisi
yaitu tampilan cover depan halaman pembuka dan halaman profil pengembang.
Berdasarkan
hasil hitung pada tabel 7. didapatkan persentase skor responden untuk bahan
ajar pada uji coba kelompok dengan rata - rata untuk aspek penggunaan bahan
ajar sebesar 86,09% dengan kriteria kelayakan persentase skor responden termasuk
dalam kualifikasi sangat layak dan tidak perlu direvisi, untuk aspek kemanfaatan
bahan ajar sebesar 85,50% dengan kriteria kelayakan persentase skor responden
termasuk dalam kualifikasi sangat layak dan tidak perlu direvisi dan untuk
aspek kesesuaian bahan ajar sebesar 83,75% dengan kriteria kelayakan persentase
skor responden termasuk dalam kualifikasi cukup layak dan dapat digunakan namun
perlu direvisi.
Wibowo, (2018)
dengan judul "Pengembangan bahan ajar e-module
dengan menggunakan aplikasi kvisofi
flipbook maker". Bahwa Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian dan
pengembangan ini adalah bahan ajar e-module
dengan menggunakan aplikasi kvisoft
flipbook maker yang dihasilkan telah dikembangkan dengan model Borg and Gall yang dimodifikasi oleh
Sugiyono yang meliputi tahapan potensi dan masalah, pengumpulan data, desain
produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk, dan revisi produk.
Pada tahap validasi produk yang dilakukan oleh ahli materi dan ahli bahasa
diperoleh nilai rata-rata dengan kriteria baik, sedangkan untuk ahli media
diperoleh nilai rata-rata dengan kriteria sangat baik. Respons guru terhadap
e-module dengan menggunakan aplikasi kvisofi
flipbook maker diperoleh nilai rata-rata skor 3,64 dengan kriteria sangat
menarik. Sedangkan respon peserta didik terhadap e module dengan menggunakan aplikasi kvisoft flipbook maker diperoleh nilai rata rata skor 3,49 dengan
kriteria sangat menarik.
4.3
Persepsi Siswa
terhadap E - Module dalam
Mempersiapkan PKL
Berdasarkan
hasil perhitungan pada tabel 9, maka Bahan ajar e-module 79,38% siswa laki-laki mampu meningkatkan kesiapan PKL dan
20,61% untuk wanita mampu meningkatkan kesiapan PKL. Jadi dapat simpulkan bahwa
100% siswa berpendapat bahwa penggunaan Bahan ajar e - module mampu meningkatkan kesiapan PKL. Pada tabel 10. terlihat
nilai Asymp. Sig (2-sided) sebesar ,591. Karena nilai Asymp. Sig (2-sided) .591,
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Jenis
Kelamin, skor responden dengan kesiapan siswa dan pada penggunaan Bahan Ajar E- Module untuk Siswa PKL. Berdasarkan
hasil uji chi square yang dilakukan,
maka produk bahan ajar E - Module untuk Siswa PKL mampu meningkatkan kesiapan
siswa dalam pelaksanaan PKL secara signifikan.
5.
SIMPULAN
Produk bahan
ajar e - module untuk siswa PKL hasil
pengembangan diharapkan dapat berkontribusi bagi dunia pendidikan terutama
dalam kegiatan belajar pembelajaran dimana pun dan kapan pun. Namun, terdapat
beberapa kekurangan dalam bahan ajar e -
module menggunakan aplikasi kvisofi
flipbook maker untuk siswa PKL program keahlian DPIB sesuai dengan
kebutuhan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Oleh karena itu, ada beberapa
saran yang dapat dipertimbangkan untuk mengatasi kekurangan bahan ajar e - module. Pemanfaatan produk dalam
proses kegiatan pembelajaran disarankan untuk memperhatikan perbaikan
-perbaikan yang disarankan oleh validator ahli / pakar agar proses pembelajaran
dapat lebih efektif dan efisien. Sehingga dapat diperoleh bahan ajar e - module yang teruji validitas nya.
6.
DAFTAR RUJUKAN
Alomari, A.
2009. “Investigating Online Learning
Environments in a Web – Based Math Course in Jordan”. International Journal
of Education and Development using Information and Communication Technology
(IJEDICT), 2009, Vol.5, Issue 3, pp. 19 – 36.
Budiman, Haris. Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi
dalam Pendidikan. Univeritas Islam Negeri Raden Intan Lampung Al –
Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 8 No. I 2017.
Depdiknas. 2006.
Bahan Bimbingan Teknis Penyusunan KTSP
dan Silabus Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: Dikmenjur.
Dikmenjur. 2008.
Prakerin Sebagai Bagian Dari Pendidikan
Sistem Ganda. Tersedia:http://www.geocities.com./dit_dikmenjur/prosedur_prakerin.htm.
Diakses 30 Januari 2019.
Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. 2017. Pedoman
Teknis Pelaksanaan PKL pada SMK. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Firdaus, Zamzam
Zawawi. 2012.”Pengaruh unit produksi,
Prakerin dan dukungan keluarga terhadap kesiapan kerja siswa SMK”. Jurnal
Pendidikan Vokasi, Vol.2 No.3 November 2012
Hidayatullah, M.
S., and L. Rakhmawati. “Pengembangan
Media Pembelajaran Berbasis Flipbook Maker Pada Mata Pelajaran Elektronika
Dasar Di SMKN 1 Sampang”. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro 5, no.1 (2016)
Lestari, Ika.
2013. Pengemabangan Bahan Ajar Berbasis
Kompetensi. Padang: Akademia Permata.
Mills, C.S.
2006. Using the Internet for Active
Teaching and Learning. Ohio: Pearson Merrill Prentice Hall.
Pelet, j.-E.
(2014). E-Learning 2.1 Techniques and Web
Application in Higher Education. USA: IGI Global.
Riduwan &
Akdon. (2012). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2009).
Metode penelitian pendidikan (pendekatan
kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta
Tania, Lisa,
& Susilowibowo, J. “Pengembangan
Bahan Ajar E-Modul sEBAGAI Pendukung Pembelajaran Kurikulum 2013 Pada Materi
Ayat Jurnal Penyesuaian Perusahaan Jasa Siswa Kelas X Akutansi SMK Negeri 1
Surabaya”. Jurnal Pendidikan Dan Akutansi 1 (2017).
Wibowo, Edi
(2018). “Pengembangan bahan ajar e-module
dengan menggunakan aplikasi kvisoft flipbook maker”. Skripsi diterbitkan,
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Negeri Islam Lampung.
bos minta tolong halaman ini dihapus aja, soalnya banyak yg kerujuk plagiasi disini kalo skripsi.. makasih perhatiannya
BalasHapus