Senin, 25 Juni 2018


ADA CERITA DI JALAN TOL (Oneshoot)

Cast     : Coba dibaca sendiri


Sebelumnya Author meminta maaf jikalau ceritanya tidak menarik dan terlihat aneh. ini karena Author sendiri juga dalam tahap belajar. 
Happy Reading!!!



Sandy tidak menyangka. Bahwa di antara lembaran hidupnya, ada sederet momen kebahagiaan. Yang kesemuanya bersumber dari seorang gadis. Gadis cantik lemah lembut, tapi memiliki senyum bak bidadari. Yang membuat Sandy jatuh pada pandangan pertama. Sandy mengenal Tania sejak dirinya berada di SMK sekitar 7 tahun yang lalu.
Tania —si bidadari tak bersayap, yang mencuri hati seorang Sandy.
Sandy baru berusia dua puluh lima tahun, walau yah minggu depan usianya genap dua puluh enam tahun.
Tapi apa yang ia alami sepanjang usianya, bahkan takkan sebanding dengan pengalaman seorang pria yang sudah dikatakan dewasa.
Sandy—begitu ia biasa disapa. Mengingat dia adalah murid cerdas, pintar. Dari pertama ia masuk SMK, dia sudah dikenal banyak orang.
Alasannya?
Karena Sandy orangnya ramah, oleh karena itu banyak yang mengenal dia. Guru-guru Sandy bangga dengannya. Ia sudah terkenal sebagai anak pintar.
Bukan tanpa alasan perilaku Sandy jadi sampai seperti ini. Seperti apa yang orang-orang bilang, bahwa perangai anak berasal dari asuhan dalam rumah. Maka perangai Sandy yang luar biasa baik—bagi perspektif kebanyakan orang—juga berawal dari didikan dalam rumahnya yang terbilang menakjubkan.
Sejak Sandy bisa mendengar, mencerna dan bicara—yang mana terhitung ketika usianya masih sangat muda—Sandy terbiasa mendengar penuturan budi pekerti luhur, perbuatan mulia, suara lembut orang tuanya. Karena pengalaman telah membantunya untuk belajar. Sandy kecil sudah cukup menerima siraman batin, jadi ia ingin belajar dan tetap belajar.
Setelah remaja, Sandy tumbuh seperti sebagaimana anak lainnya. Sandy bahagia. Jadi, Sandy mencoba untuk menjalankan amanat yang selalu diberikan orang tuanya.
Tapi entahlah.
Sekarang, Sandy merasa seperti ia bermimpi. Saat ini dia sudah bekerja di sebuah Perusahaan besar yang bergerak di bidang Konstruksi.
Sandy terengah, terbelalak dan sebentar lagi jantungnya akan meledak di tempat antah berantah—ini karena seseorang yang membuatnya terngiang, Tania. Ya, Tanialah yang membuatnya seperti itu. Tapi toh, tak mengapa. Sandy sudah terbiasa.
Karena Tania, Sandy merasa sangat luar biasa ketika berada di depannya dan di depan umum.

Sandy POV
Nikmat apa yang kau berikan ini Tuhan. Betapa cantiknya dia. Oh apa ini? Kenapa jantungku mulai berdetak cepat? Ayolah jangan begini, apa yang harus kulakuan kalau begini. Aahh, aku sapa aja teman – teman disebelahnya, biar aku ga malu seperti ini. “Oh, astaga! Kau ada di sini!” Tanyaku kepada kawan kawan. “Hahahaha, biasalah San waktunya kerja ya harus dimaksimalkan.” Teriak kawan – kawan.
Tak lama Kemudian, teman – teman bertanya kepadaku
“San, di lokasimu bekerja apakah ada pekerjaan pengecoran mengenai Footing?
Akupun menjawab “Wah, kalau ngecornya sudah Sabtu kemarin.”
Mereka kembali bertanya “Yah, San ini loh anak didikku ingin tau. Di tempatku sudah tidak ada pengecoran footing lagi.”
“Lah siapa yang mau lihat footing pak?” tanyaku.
“Iniloh Tania San. Ayolah San bantu anak didikku ini. Kasian, dia sendirian hari ini. Teman – temannya semua ga masuk” katanya.
Aku terperanjat setelah apa yang barusan aku dengar. Antara senang, bahagia mendengar nama gadis itu. Gadis dengan kerudung coklat. Yang tampak semakin bersinar dan bercahaya di bawah sorotan matahari.
“Aku mau pak mengantarkan ke lokasi kalau mau.” Kataku mantap mengatakannya
Aku hanya tidak tahu, kalau sejak hari ini, ada semacam pikiran tak kasat mata yang menghubungkanku dengannya. Dan aku berpikir ‘apa yang ucapkan barusan?’
“Wah benarkah begitu San? Baiklah aku serahkan anak didikku untuk kamu bombing nantinya. Hati – hati loh ya San, nanti kamu harus mengembalikannya kepadaku dengan sempurna kembali dan tanpa cacat satupun” ungkap temanku.
“Hahaha baiklah, akan aku pastikan semuanya berjalan dengan lancar. Dan aku akan mengembalikannya dengan baik” rutukku (sambil ketawa)

Author POV
Jika hidup seorang Sandy diibaratkan dengan sebuah kanvas, maka kanvas kehidupan Sandy hanya diisi oleh warna-warna indah bak pelangi. Apalagi sejak bertemu Tania, kanvas Sandy seolah dihiasi warna-warni yang belum pernah Sandy rasakan sebelumnya. Warna-warna yang dibawa oleh seorang Tania itu membuat seorang Sandy hidup lebih muda lagi. Sandy seolah membeku, seorang Tania yang secara perlahan datang dalam kehidupannya. Tania mungkin tidak sehebat api unggun, yang bisa mencairkan jari-jari beku Sandy dengan sangat cepat. Tapi Tania sang ‘selimut’ mampu menyentuh titik terbeku dalam diri seorang Sandy. Lalu mencairkannya secara perlahan-lahan, sangan pelan, lamban, namun pasti.
Sampai Tania berhasil mengetuk pintu hati Sandy yang berdebu dan terlalu lama tidak pernah terbuka—Sandy bahkan mengira ia tidak pernah punya pintu hati lagi sampai gadis itu menemukannya sendiri. Dalam kurun waktu beberapa tahun, Sandy sadar bahwa Tania telah menawan hatinya, membuatnya terpesona dan jatuh cinta untuk kali pertama. Padahal Tania bukan pahlawan wanita. Ia cuma gadis biasa—yang secara kebetulan berhasil mencairkan hati beku Sandy.

Tania POV
Dalam 3 bulan ini, Aku menghabiskan waktu di proyek. Yah, Tempatku melakukan magang. Aku adalah mahasiswa akhir yang sedang melaksanakan kewajibanku sebagai mahasiswa teknik, yaitu magang. Tempatku magang kali ini di Proyek Jalan, karena aku sendiri adalah mahasiswa Sipil. Tidak seperti kebanyakan wanita lainnya. Aku sering sekali main ke lokasi tempat proyek sendiri dan menjemurkan diri. (yah bahasa lainnya menghitamkan badan)
Bukan tanpa alasan. Rasanya kebanyakan wanita di mana - mana jarang suka main di panasan untuk kurun waktu lama, tapi aku mencoba menikmatinya dan masih bertahan sampai saat ini.
Beberapa saat…
(Saat aku akan masuk ke kantor, aku mencoba menghubungi teman – temanku dan pada kenyataanya dari ke 6 temanku tidak ada yang bisa hadir semua)
“Hasssshhh, bagaimana sih anak – anak? Kenapa harus aku aja yang masuk? Tapi biarlah, mungkin memang ada kepentingan mendadak yang nggak aku ketahui”
Setelah sampai di kantor…
“Loh kok sendirian?” ucap pembimbingku.
“Iya bapak saya datang sendiri. Teman – teman semuanya tidak hadir karena ada kepentingan” ucapku.
“oh begitu ya, tidak apa – apa” Kata pembimbingku.
Tiba – tiba dating seseorang yang aku kenal. Ternyata dia adalah kakak tingkatku waktu SMK. Kak Sandy namanya. Dia berbincang bincang dengan pembimbingku. Lalu bapak pembimbingku berkata
“Tania, kamu ikut Sandy yah ke seksi 1 lihat pekerjaan footing. Kamu tanya – tanyalah ke dia” Ucapnya.
Bapak pembimbingku berkata kepadanya “Baiklah aku serahkan anak didikku untuk kamu bombing nantinya. Hati – hati loh ya San, nanti kamu harus mengembalikannya kepadaku dengan sempurna kembali dan tanpa cacat satupun”.
Dan kakak itu menjawab “Hahaha baiklah, akan aku pastikan semuanya berjalan dengan lancar. Dan aku akan mengembalikannya dengan baik” rutuknya (sambil ketawa)
Karena aku adalah mahasiswa magang disini, jadi aku harus mengikuti apa yang dikatakan oleh atasanku. Tetapi dalam hati aku merasa senang. Berjumpa dengan seseorang yang membuatku jatuh hati 7 tahun yang lalu. Hingga saat ini, akupun baru bertemu dengannya. Apakah ini mimpi? Astaga tidak. Ini bukan mimpi. Ini kenyataan yang aku hadapi sekarang.

Author POV
Saat akan berangkat di lokasi…
Sandy : “Hmmm, Tania bagaimana kabarmu?”
Tania : “Alhamdulilah kabarku baik kak? Kakak sendiri kabarnya bagaimana?”
Sandy : “Alhamdulilah kabarku baik – baik saja Tania. Hehehe lama yah kita ga ketemu.”
Tania : “Iya kak, udah ada 7 tahun mungkin.” (sambil ketawa)
Sandy : “Iya Tania. Tania apa hari ini kamu siap ke seksi 1 untuk mencari ilmu?”
Tania : “Aku siap kak, siap sekali.”
Sandy : “Kamu bareng sama aku aja”
Tania : “Wah, apa tidak apa – apa kak?”
Sandy : “Santai saja, aku malah senang kok Tan. Eh, maksudku senang ada barengnya”
Tania : “Oh begitu ya kak, baiklah. Terimakasih kak, maaf merepotkan kakak.”
Sandy : “Iya sama sama Tan.
(semuanya tertawa bersama)

Saat di perjalanan….
Mereka terlihat bahagia, tertawa bersama. Ada saat waktu dimana mereka saling memperhatikan satu sama lain. Walau sekali dua kali, mereka masih tetap focus dengan pikirannya masing – masing apa yang harus dilakukan selanjutnya.
Tania : “Kak, perjalananya masih lama ya?”
Sandy : “Iya Tan, Kenapa?”
Tania : “Tidak papa kak. Aku cuma kasihan ke kakak.”
Sandy : “Hahaha, kakak sudah terbiasa seperti ini.”
Tania : “Hehehehe iya kak”
Sandy : “Tan? (sambil mengeluarkan handphone di saku). Ayo kita foto, hitung – hitung buat kenangan karena ga pernah ketemu.”
Tania : “Baiklah” (dan mereka akhirnya berfoto bersama)

Setelah mereka sampai di tempat, Sandy memberikan penjelasan mengenaiapa yang diperintahkan oleh temannya tadi untuk membimbing Tania. Setelah itu rasa gundah menyelimuti hati Sandy.

Sandy POV
“Hassshh,, aku harus mengatakan yang sejujurnya ke Tania bahwa aku telah memendamrasaku ini ke dia. Yah aku harus melakukannya. Walaupun apa yang terjadi setelahnya aku tak perduli. Yang penting aku harus melakukan. Ingat San, kau ini lelaki. (dalam hati)
Dengan beraninya ku ungkapkan rasaku ini ke Tania
Sandy : “Tan, ada yang ingin aku bicarakan”
Tania : “iya kak, silakan kak”
Sandy : “Tan, sebenarnya aku memendam rasa sejak dulu ke kamu. Maaf aku lancang mengatakan hal bodoh ini kepadamu”
Tania : “benarkah itu kak?”
Sandy : “iya tan” (sambil merutuki dirinya sendiri)
Tania : “Hmm,, maaf kak sebelumnya aku juga mau mengatakan kalau aku juga memiliki perasaan yang sama juga dengan kakak”
Sandy : “apa itu benar?” (dengan tegang)
Tania : “iya kak”
Sandy : “Jadi bagaimana menurutmu?”
Tania : “Hmm,, maksudnya kak?”
Sandy : “Iya maksudku kamu mau tidak menerimaku?” (dengan penuh harap)
Tania : “bagaimana ya kakak?” (dengan berpikir – pikir)              
Sandy : “???” (KHAWATIR)
Tania : “Hehehehe kalau kakak mau serius, kakak bilang dulu ke orang tuaku”
Sandy : “Baik, sebagai lelaki aku akan bilang ke orang tuamu, kalau aku ingin memilikimu. Jalan tol ini yang jadi saksinya”
Tania : “Haahhaha ada – ada saja kakak ini”

Author POV
Akhirnya mereka pun tertawa bersama setelah apa yang mereka lakukan. Biar jalan tol ini yang jadi saksi peristiwa antara mereka berdua.




TAMAT





Tidak ada komentar:

Posting Komentar