ADA CERITA DI
JALAN TOL (Oneshoot)
Cast : Coba dibaca sendiri
Sebelumnya Author meminta maaf jikalau ceritanya tidak menarik dan terlihat aneh. ini karena Author sendiri juga dalam tahap belajar.
Happy Reading!!!
Sandy
tidak menyangka. Bahwa di antara lembaran hidupnya, ada sederet momen
kebahagiaan. Yang kesemuanya bersumber dari seorang gadis. Gadis cantik lemah
lembut, tapi memiliki senyum bak bidadari. Yang membuat Sandy jatuh pada
pandangan pertama. Sandy mengenal Tania sejak dirinya berada di SMK sekitar 7
tahun yang lalu.
Tania
—si bidadari tak bersayap, yang mencuri hati seorang Sandy.
Sandy
baru berusia dua puluh lima tahun, walau yah minggu depan usianya genap dua puluh
enam tahun.
Tapi
apa yang ia alami sepanjang usianya, bahkan takkan sebanding dengan pengalaman
seorang pria yang sudah dikatakan dewasa.
Sandy—begitu
ia biasa disapa. Mengingat dia adalah murid cerdas, pintar. Dari pertama ia
masuk SMK, dia sudah dikenal banyak orang.
Alasannya?
Karena
Sandy orangnya ramah, oleh karena itu banyak yang mengenal dia. Guru-guru Sandy
bangga dengannya. Ia sudah terkenal sebagai anak pintar.
Bukan
tanpa alasan perilaku Sandy jadi sampai seperti ini. Seperti apa yang orang-orang
bilang, bahwa perangai anak berasal dari asuhan dalam rumah. Maka perangai
Sandy yang luar biasa baik—bagi perspektif kebanyakan orang—juga berawal dari
didikan dalam rumahnya yang terbilang menakjubkan.
Sejak
Sandy bisa mendengar, mencerna dan bicara—yang mana terhitung ketika usianya
masih sangat muda—Sandy terbiasa mendengar penuturan budi pekerti luhur,
perbuatan mulia, suara lembut orang tuanya. Karena pengalaman telah membantunya
untuk belajar. Sandy kecil sudah cukup menerima siraman batin, jadi ia ingin
belajar dan tetap belajar.
Setelah
remaja, Sandy tumbuh seperti sebagaimana anak lainnya. Sandy bahagia. Jadi,
Sandy mencoba untuk menjalankan amanat yang selalu diberikan orang tuanya.
Tapi
entahlah.
Sekarang,
Sandy merasa seperti ia bermimpi. Saat ini dia sudah bekerja di sebuah
Perusahaan besar yang bergerak di bidang Konstruksi.
Sandy
terengah, terbelalak dan sebentar lagi jantungnya akan meledak di tempat antah
berantah—ini karena seseorang yang membuatnya terngiang, Tania. Ya, Tanialah
yang membuatnya seperti itu. Tapi toh, tak mengapa. Sandy sudah terbiasa.
Karena
Tania, Sandy merasa sangat luar biasa ketika berada di depannya dan di depan
umum.
Sandy POV
Nikmat
apa yang kau berikan ini Tuhan. Betapa cantiknya dia. Oh apa ini? Kenapa jantungku
mulai berdetak cepat? Ayolah jangan begini, apa yang harus kulakuan kalau
begini. Aahh, aku sapa aja teman – teman disebelahnya, biar aku ga malu seperti
ini. “Oh, astaga! Kau ada di sini!” Tanyaku kepada kawan kawan. “Hahahaha,
biasalah San waktunya kerja ya harus dimaksimalkan.” Teriak kawan – kawan.
Tak
lama Kemudian, teman – teman bertanya kepadaku
“San,
di lokasimu bekerja apakah ada pekerjaan pengecoran mengenai Footing?
Akupun
menjawab “Wah, kalau ngecornya sudah Sabtu kemarin.”
Mereka
kembali bertanya “Yah, San ini loh anak didikku ingin tau. Di tempatku sudah
tidak ada pengecoran footing lagi.”
“Lah
siapa yang mau lihat footing pak?” tanyaku.
“Iniloh
Tania San. Ayolah San bantu anak didikku ini. Kasian, dia sendirian hari ini.
Teman – temannya semua ga masuk” katanya.
Aku
terperanjat setelah apa yang barusan aku dengar. Antara senang, bahagia
mendengar nama gadis itu. Gadis dengan kerudung coklat. Yang tampak semakin
bersinar dan bercahaya di bawah sorotan matahari.
“Aku
mau pak mengantarkan ke lokasi kalau mau.” Kataku mantap mengatakannya
Aku
hanya tidak tahu, kalau sejak hari ini, ada semacam pikiran tak kasat mata yang
menghubungkanku dengannya. Dan aku berpikir ‘apa yang ucapkan barusan?’
“Wah
benarkah begitu San? Baiklah aku serahkan anak didikku untuk kamu bombing
nantinya. Hati – hati loh ya San, nanti kamu harus mengembalikannya kepadaku
dengan sempurna kembali dan tanpa cacat satupun” ungkap temanku.
“Hahaha
baiklah, akan aku pastikan semuanya berjalan dengan lancar. Dan aku akan mengembalikannya
dengan baik” rutukku (sambil ketawa)
Author POV
Jika
hidup seorang Sandy diibaratkan dengan sebuah kanvas, maka kanvas kehidupan
Sandy hanya diisi oleh warna-warna indah bak pelangi. Apalagi sejak bertemu
Tania, kanvas Sandy seolah dihiasi warna-warni yang belum pernah Sandy rasakan
sebelumnya. Warna-warna yang dibawa oleh seorang Tania itu membuat seorang
Sandy hidup lebih muda lagi. Sandy seolah membeku, seorang Tania yang secara
perlahan datang dalam kehidupannya. Tania mungkin tidak sehebat api unggun,
yang bisa mencairkan jari-jari beku Sandy dengan sangat cepat. Tapi Tania sang
‘selimut’ mampu menyentuh titik terbeku dalam diri seorang Sandy. Lalu
mencairkannya secara perlahan-lahan, sangan pelan, lamban, namun pasti.
Sampai
Tania berhasil mengetuk pintu hati Sandy yang berdebu dan terlalu lama tidak
pernah terbuka—Sandy bahkan mengira ia tidak pernah punya pintu hati lagi
sampai gadis itu menemukannya sendiri. Dalam kurun waktu beberapa tahun, Sandy
sadar bahwa Tania telah menawan hatinya, membuatnya terpesona dan jatuh cinta
untuk kali pertama. Padahal Tania bukan pahlawan wanita. Ia cuma gadis
biasa—yang secara kebetulan berhasil mencairkan hati beku Sandy.
Tania POV
Dalam
3 bulan ini, Aku menghabiskan waktu di proyek. Yah, Tempatku melakukan magang.
Aku adalah mahasiswa akhir yang sedang melaksanakan kewajibanku sebagai
mahasiswa teknik, yaitu magang. Tempatku magang kali ini di Proyek Jalan,
karena aku sendiri adalah mahasiswa Sipil. Tidak seperti kebanyakan wanita
lainnya. Aku sering sekali main ke lokasi tempat proyek sendiri dan menjemurkan
diri. (yah bahasa lainnya menghitamkan
badan)
Bukan
tanpa alasan. Rasanya kebanyakan wanita di mana - mana jarang suka main di
panasan untuk kurun waktu lama, tapi aku mencoba menikmatinya dan masih
bertahan sampai saat ini.
Beberapa
saat…
(Saat aku akan masuk ke kantor, aku
mencoba menghubungi teman – temanku dan pada kenyataanya dari ke 6 temanku
tidak ada yang bisa hadir semua)
“Hasssshhh,
bagaimana sih anak – anak? Kenapa harus aku aja yang masuk? Tapi biarlah,
mungkin memang ada kepentingan mendadak yang nggak aku ketahui”
Setelah
sampai di kantor…
“Loh
kok sendirian?” ucap pembimbingku.
“Iya
bapak saya datang sendiri. Teman – teman semuanya tidak hadir karena ada
kepentingan” ucapku.
“oh
begitu ya, tidak apa – apa” Kata pembimbingku.
Tiba
– tiba dating seseorang yang aku kenal. Ternyata dia adalah kakak tingkatku
waktu SMK. Kak Sandy namanya. Dia berbincang bincang dengan pembimbingku. Lalu bapak
pembimbingku berkata
“Tania,
kamu ikut Sandy yah ke seksi 1 lihat pekerjaan footing. Kamu tanya – tanyalah ke
dia” Ucapnya.
Bapak
pembimbingku berkata kepadanya “Baiklah aku serahkan anak didikku untuk kamu
bombing nantinya. Hati – hati loh ya San, nanti kamu harus mengembalikannya
kepadaku dengan sempurna kembali dan tanpa cacat satupun”.
Dan
kakak itu menjawab “Hahaha baiklah, akan aku pastikan semuanya berjalan dengan
lancar. Dan aku akan mengembalikannya dengan baik” rutuknya (sambil ketawa)
Karena
aku adalah mahasiswa magang disini, jadi aku harus mengikuti apa yang dikatakan
oleh atasanku. Tetapi dalam hati aku merasa senang. Berjumpa dengan seseorang
yang membuatku jatuh hati 7 tahun yang lalu. Hingga saat ini, akupun baru
bertemu dengannya. Apakah ini mimpi? Astaga tidak. Ini bukan mimpi. Ini kenyataan
yang aku hadapi sekarang.
Author POV
Saat
akan berangkat di lokasi…
Sandy
: “Hmmm, Tania bagaimana kabarmu?”
Tania
: “Alhamdulilah kabarku baik kak? Kakak sendiri kabarnya bagaimana?”
Sandy
: “Alhamdulilah kabarku baik – baik saja Tania. Hehehe lama yah kita ga ketemu.”
Tania
: “Iya kak, udah ada 7 tahun mungkin.” (sambil
ketawa)
Sandy
: “Iya Tania. Tania apa hari ini kamu siap ke seksi 1 untuk mencari ilmu?”
Tania
: “Aku siap kak, siap sekali.”
Sandy
: “Kamu bareng sama aku aja”
Tania
: “Wah, apa tidak apa – apa kak?”
Sandy
: “Santai saja, aku malah senang kok Tan. Eh, maksudku senang ada barengnya”
Tania
: “Oh begitu ya kak, baiklah. Terimakasih kak, maaf merepotkan kakak.”
Sandy
: “Iya sama sama Tan.
(semuanya tertawa bersama)
Saat
di perjalanan….
Mereka
terlihat bahagia, tertawa bersama. Ada saat waktu dimana mereka saling
memperhatikan satu sama lain. Walau sekali dua kali, mereka masih tetap focus dengan
pikirannya masing – masing apa yang harus dilakukan selanjutnya.
Tania
: “Kak, perjalananya masih lama ya?”
Sandy
: “Iya Tan, Kenapa?”
Tania
: “Tidak papa kak. Aku cuma kasihan ke kakak.”
Sandy
: “Hahaha, kakak sudah terbiasa seperti ini.”
Tania
: “Hehehehe iya kak”
Sandy
: “Tan? (sambil mengeluarkan handphone di
saku). Ayo kita foto, hitung – hitung buat kenangan karena ga pernah
ketemu.”
Tania
: “Baiklah” (dan mereka akhirnya berfoto
bersama)
Setelah
mereka sampai di tempat, Sandy memberikan penjelasan mengenaiapa yang
diperintahkan oleh temannya tadi untuk membimbing Tania. Setelah itu rasa
gundah menyelimuti hati Sandy.
Sandy POV
“Hassshh,,
aku harus mengatakan yang sejujurnya ke Tania bahwa aku telah memendamrasaku
ini ke dia. Yah aku harus melakukannya. Walaupun apa yang terjadi setelahnya
aku tak perduli. Yang penting aku harus melakukan. Ingat San, kau ini lelaki. (dalam hati)
Dengan
beraninya ku ungkapkan rasaku ini ke Tania
Sandy
: “Tan, ada yang ingin aku bicarakan”
Tania
: “iya kak, silakan kak”
Sandy
: “Tan, sebenarnya aku memendam rasa sejak dulu ke kamu. Maaf aku lancang mengatakan
hal bodoh ini kepadamu”
Tania
: “benarkah itu kak?”
Sandy
: “iya tan” (sambil merutuki dirinya
sendiri)
Tania
: “Hmm,, maaf kak sebelumnya aku juga mau mengatakan kalau aku juga memiliki
perasaan yang sama juga dengan kakak”
Sandy
: “apa itu benar?” (dengan tegang)
Tania
: “iya kak”
Sandy
: “Jadi bagaimana menurutmu?”
Tania
: “Hmm,, maksudnya kak?”
Sandy
: “Iya maksudku kamu mau tidak menerimaku?” (dengan
penuh harap)
Tania
: “bagaimana ya kakak?” (dengan berpikir –
pikir)
Sandy
: “???” (KHAWATIR)
Tania
: “Hehehehe kalau kakak mau serius, kakak bilang dulu ke orang tuaku”
Sandy
: “Baik, sebagai lelaki aku akan bilang ke orang tuamu, kalau aku ingin
memilikimu. Jalan tol ini yang jadi saksinya”
Tania
: “Haahhaha ada – ada saja kakak ini”
Author POV
Akhirnya
mereka pun tertawa bersama setelah apa yang mereka lakukan. Biar jalan tol ini
yang jadi saksi peristiwa antara mereka berdua.
TAMAT